"Nyawamu dan nyawaku dijodohkan langit, disaksikan bumi, dan direstui alam semesta. Maka menualah bersamaku".
Novel
"Bambang menghubungi salah satu sahabat lama nya. Seorang sahabat yang tidak biasa. Terdapat sebuah cerita dan peristiwa di masa lalu (tidak dapat diceritakan di sini) yang membuat dua sahabat ini tidak lagi dapat bertemu secara wajar. Mereka hanya berkomunikasi dalam keadaan-keadaan yang menurut mereka penting serta genting. Cara mereka bertemu pun tidak biasa. Mereka selalu bertemu di dalam gelap, iya benar-benar di dalam kegelapan".
Novel
"Gas gue ngga bisa terbang, sampe Jakarta lo langsung ke rumah gue, temuin Dewi. Dia tau apa yang harus dilakukan“, bunyi pesan singkat dari Bambang. "F*ck..!!!", Bagas menghentakkan kepalanya ke senderan kursi, ia marah.
Novel
"Waktu menunjukkan pukul 08:15 pagi hari, ketika sebuah tepukan di pundak membangunkan Bambang dari tidurnya. "Om Bangun Om", sebuah tepukan yang berasal dari Bagas. "Hhooeemm", Bambang pun menguap sambil membuka mata perlahan-lahan, lalu ia melihat ke arah Bagas"
Novel
"Matilah....", gumam Bagas dalam hati. "Ngga ada jalan lain apa?", ujar Bagas setengah memohon. "Gue ngga melihat ada kemungkinan yang lain Gas. Kecuali kita mau ambil resiko turun kebawah, semoga aja mereka petugas apartemen bukan anggota Interpol.", jawab Bambang.