Jujur malam itu saya sedikit kurang konsen saat pemanasan, karena saya masih penasaran siapakah gerangan orang itu. Akan tetapi malam ini adalah puncak dari segala apa yang selama di Malaysia saya perjuangkan, jadi sebisa mungkin saya menyingkirkan rasa penasaran saya itu, paling tidak sampai nanti saya kembali ke ruang ganti, karena saat saya kembali ke ruang ganti artinya saya akan melewati bangku VVIP, so saya akan mampu melihat dengan jelas siapa orang tersebut..
Benar, saat saya kembali menuju ruang ganti dan melewati barisan orang-orang penting di VVIP, saya berjalan sedikit agak perlahan. Saya cermati betul satu-satu tamu yang duduk di sana, akan tetapi tidak ada orang penting dari Indonesia terlihat di sana. Yang terlihat para pejabat teras negeri Malaysia seperti Yang Dipertuan Agong Raja Malaysia, Putra Mahkota, Ketua FAM, Para Menteri Besar, dll. Dimanakah orang tersebut…???
Saat saya sudah hampir menyerah, tiba-tiba di balik tempat duduk Yang Di Pertuan Agong Malaysia Raja Malaysia, berdiri seseorang yang sangat familiar di kepala saya, saya mengenal dengan baik Bapak yang satu ini. Seketika saya berhenti dan sedikit berundur agar dengan jelas dapat bertatap muka dengan beliau. Saya memanggil sahabat saya Ellie supaya dia juga mengetahui kehadiran beliau, dan kami pun melambaikan tangan bersama..
Orang yang saya maksud adalah Bapak Agum Gumelar, beliau datang menyaksikan pertandingan malam ini dengan beberapa rekan, satu orang yang saya kenal adalah Pak Dimas Wahab. Pak Agum menggenggamkan tangannya ke udara yang kurang lebih berarti “Selamat Berjuang” dan kami pun membalasnya dengan gerakan yang sama. Kemudian saya berpikir dalam hati, mungkin telah terjadi salah pengertian oleh staf kami tadi, yang datang adalah Bapak Agum bukan Bapak Yang Dipertuan Agong, mungkin penyebutan kata Agum dan Agong yang hampir sama yang membuat staf kami salah menafsirkan he he he.. saya pun tersenyum di dalam hati..
Malam itu adalah malam yang sangat spesial dalam karir saya, setelah 2 minggu sebelumnya kami berhasil memastikan gelar juara liga, dan minggu kemarin kami menyabet gelar juara FA Cup, malam ini adalah kesempatan besar kami untuk membuat sejarah dengan memenangkan 3 gelar tahun ini.. “So 2 Down, 1 To Go”.. Kami sedang dalam rasa percaya diri yang tinggi saat ini, sedang lawan kami Perlis FC adalah sang juara bertahan dan mereka juga terlihat sangat optimis malam ini..
Pertandingan sendiri berjalan sangat alot, sejujurnya kami sedikit kewalahan menghadapi mereka malam ini, akan tetapi kami beruntung karena berhasil mencetak gol terlebih dahulu. Berawal dari sepak pojok Ellie saya berhasil menyundul bola dengan tepat dan membawa kami unggul 1:O di babak pertama. Pada babak kedua keadaan masing sama, mereka masih sedikit menguasai permainan, kami masih sedikit terdesak, pada menit ke-76 kami kembali memperoleh sepak pojok yang kembali diambil oleh Ellie, melalui kejadian yang serupa dengan gol pertama saya kembali mencetak gol melalui sundulan. Gol itu membuat keadaan berubah, kami mulai mendikte lawan, sedang Perlis FC sendiri mulai diselimuti rasa frustasi, sehingga akhirnya pada menit ke-84 saya mampu mencetak gol terakhir, dan gol itu menyelesaikan pertandingan malam ini dengan hasil gemilang 3:0 untuk kejayaan “THE RED GIANT” Selangor FC…
Ketika wasit meniup peluitnya sontak stadion bergemuruh, yang tersisa sekarang hanyalah pendukung kami, sedang pendukung lawan sudah sejak 10 menit menjelang akhir pertandingan meninggalkan stadion. Teriakan IN-DO-NE-SIA.. IN-DO-NE-SIA.. semakin membahana di seantero stadion, pendukung asli Malaysia pun meneriakkan hal yang sama. Bendera Merah-Putih melambai-lambai di hampir setiap sudut stadion. Malam itu sangat special karena disamping kami memperoleh gelar ke-3, malam itu saya juga dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Liga Malaysia..
Saat kami melakukan selebrasi berkeliling stadion menyapa pendukung kami, ada seorang pendukung militan yang mengecat badannya dengan warna merah-putih dan berambut gondrong layaknya vokalis group rock, melemparkan bendera merah-putih kepada saya. Secara reflek saya menangkapnya dan membentangkan bendera tersebut dengan bangganya, sambil terus berlari dan berteriak IN-DO-NE-SIA.. IN-DO-NE-SIA.. saya pun terus membentangkan berdera kebangsaan tersebut, dan Ellie pun melakukan hal yang sama..
Suara gemuruh pendukung kami yang tidak henti-hentinya berteriak membuat susana semakin meriah dan membakar adrenalin, mereka seperti tidak ingin pulang, mereka ingin merayakan 3 gelar ini bersama kami malam ini. Pada suatu kesempatan saya menoleh ke arah Pak Agum di Grand Stand, saya mencium bendera itu dan mengacungkannya tinggi-tingi di udara, dari kejauhan saya melihat Pak Agum membalas dengan mengepalkan tangannya tanda selamat dan kepuasan. Kemudian beliau menuruni tangga menuju bangku cadangan kami, dan saya pun memanggil Ellie dan kami pun bergegas menghampiri beliau..
Malam itu satu perkataan Pak Agum yang saya ingat betul sampai sekarang, sambil memeluk kami yang bersimbah peluh beliau berkata “Terima kasih, kalian telah membuat kita semua bangga, lihat saudara-saudaramu itu (Sambil menunjuk ke arah para TKI yang datang malam itu) kalian membuat mereka sangat bangga malam ini, hari ini mereka merasa sangat dihargai di negeri orang. Sekali lagi terima kasih dan selamat.. Ayo rayakan bersama mereka lagi”… Setelah mengucapkan terima kasih kami pun bergegas kembali melakukan selebrasi bersama para pendukung kami. Tidak lupa saya pun melambaikan tangan kepada pendukung no 1 saya, yang selalu hadir di stadion dimanapun saya bermain, dan selalu memberikan dukungan kepada saya dalam keadaan apa pun, dialah istri saya tercinta Tribuana Tungga Dewi.. We Make it Bibeh…!!! ha ha ha..
To Be Continued