Pahlawan itu Ganteng, cantik, baik hati, suka membantu orang tua, pandai, berbudi pekerti luhur, suka menolong, rajin beribadah, dan lain-lain. Begitulah kira-kira masa kecilnya.
Saat dewasa tumbuh menjadi sosok yang gagah, rupawan, anggun, pemberani, berahlak mulia, rendah hati, pembela kebenaran, serta pantang menyerah membela kepentingan rakyat, bangsa dan negaranya.
Demikian kurang lebih deskripsi sosok pahlawan yang sering kita dengar dari cerita-cerita guru, atau baca dari buku-buku pelajaran sejarah di masa-masa sekolah dahulu. Dalam hierarki warna, sosok pahlawan hampir selalu dianalogikan dengar warna putih yang bersih, serta suci.
Apakah ada yang salah? tentu saja tidak. Jasa dan nilai-nilai luhur yang dimiliki dan diwariskan oleh para pahlawan memang sudah selayaknya kita junjung, dan beri tempat setinggi-tingginya. Namun, apakah sosok dan gambaran perjalanan hidup dari para pahlawan tersebut benar-benar demikian adanya? Wallahu a'lam bishawab.
Saya tidak sedang menafikan nilai-nilai ke-luhur-an dari para pahlawan itu sendiri, siapa saya kok berani-berani nya berlaku demikian? Namun jikalau saya diperbolehkan atau diberikan sedikit ruang, untuk sekedar membuka sebuah diskusi sederhana yang dilandasi oleh semangat pemikiran yang terbuka, maka ijinkan saya untuk sedikit membumikan sosok para pahlawan tersebut.
Selurus-lurusnya para pahlawan, mereka tetaplah manusia, yang pasti dalam beberapa kesempatan juga melakukan kesalahan. Sebaik-baiknya sifat para pahlawan, mereka tetaplah ciptaan Tuhan, yang jauh dari kata sempurna. Semulia-mulianya ahlak para pahlawan, mereka tetaplah keturunan Nabi Adam, yang juga banyak melakukan kekhilafan.
Sekali lagi, saya tidak sedang memungkiri ke-mahardika-an para pahlawan. Saya hanya ingin me-masuk akal-kan kepribadian para pahlawan itu sendiri. Karena sejujurnya saya khawatir, jika penggambaran yang terlalu berlebihan terhadap sosok pahlawan tersebut, malah akan membuat kita kehilangan karakter asli dari para pahlawan itu sendiri.
Jadi apa kaitan membumikan gambaran pahlawan, dengan apa yang ingin saya sampaikan dalam artikel ini? mari kita lanjutkan.
"Setiap orang memiliki sisi gelap dalam hidupnya, begitu juga saya, anda, ataupun mereka. Namun hal tersebut tidak seharusnya membuat kita berhenti untuk mengejar cita-cita".
Artinya kita tidak harus tanpa kekurangan, untuk dapat turut berperan. Kita tidak harus tanpa cacat, untuk dapat menjadi bermanfaat. Dan kita tidak harus tanpa cela, untuk menjadikan diri kita berguna.
Nah oleh karena itu dalam kaitannya memperingati Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November ini, saya ingin mengajak rekan-rekan semua (siapapun anda) untuk menjadi "pahlawan" itu sendiri. Menjadi pahlawan dalam perspective yang sangat sederhana.
Menjadi pahlawan bagi diri sendiri, bagi keluarga, dan bagi orang-orang di sekitar kita. Dengan apa? dengan mulai melakukan hal-hal positif yang sifatnya sederhana. Karena kebiasaan melakukan hal positif yang didorong oleh pola pikir yang juga positif, akan membuat kita mampu melakukan sesuatu yang besar di kemudian hari.
Semangat ke-pahlawan-an itu sendiri sebaiknya diwujudkan dengan membentuk karakter profesioanal sebagai sebuah pribadi. Agar kita dapat memberikan hasil terbaik dalam setiap apapun profesi yang kita jalani.
Trus apa kaitan semangat hari pahlawan, menjadi pahlawan dalam skala yang sederhana, pembentukan karakter profesional sebagai sebuah pribadi, dan menjadi pahlawan dalam skala yang sederhana dengan kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara?
Begini. Indonesia adalah bangsa besar, bangsa besar yang saat ini tengah sedikit terpuruk. Mengembalikan kebesaran bangsa ini adalah tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu dengan bekerja keras dan memberikan kemampuan terbaik kita dalam setiap apapun profesi kita, maka tanpa kita sadari kita sudah turut serta membangun kembali kebesaran bangsa ini, walau dalam skala yang sangat kecil.
Inti dari apa yang saya coba jabarkan panjang lebar di atas adalah. Pahlawan itu tidak harus selalu berwarna putih warna merah, biru, kuning, hijau dan warna-warna yang lain pun bisa juga menjadi pahlawan. Oleh karena itu jangan takut untuk memulai langkah untuk menjadikan diri kita seorang pahlawan.
Siapapun kita, apapun latar belakang kita, bagaimanapun baik dan buruknya karakter kita, serta seberapa besar kesalahan yang pernah kita lakukan dalam hidup. Tidak seharusnya membuat kita berhenti untuk memperbaiki diri, dan membuat diri kita bermanfaat bagi orang-orang disekitar kita.
Karena setiap orang dapat menjadi pahlawan, tentu dengan skala dan dalam bidangnya masing-masing. Dengan apa? Dengan memberikan kemampuan, dan hasil kerja terbaik dalam setiap apapun yang kita kerjakan.
Karena dalam hidup:
"Penampakanmu akan membuat orang menyerahkan matanya, namun apa yang kamu lakukan dalam hidup akan membuat orang menyerahkan hatinya".
Selamat Hari Pahlawan.
Selesai....