Dalam mempersiapkan diri menyambut liga super musim depan, tim sebesar persija oleh beberapa kalangan dianggap sangat lamban dan terkesan tidak mempunyai ambisi untuk musim depan. Saya sendiri menilai Persija menganut faham “Alon-Alon Waton Kelakon” dan ternyata penilaian saya tidak meleset. Beberapa nama beken secara bertahap mulai menghiasi squad kebanggaan warga Jakarta ini. Walaupun masih belum lengkap, akan tetapi setidaknya ini membuktikan bahwa Macan Kemayoran masih sangat antusias dalam mengarungi liga super yang akan datang dan tidak akan tampil apa adanya..


Setelah mampu mempertahankan beberapa pilar musim lalu seperti Aliyudin, Ismed Sofyan, I Wayan Gangga Mudana, Rhamdani Lestaluhu, Agus Indra, M. Ilham, Abanda Herman, Leonard Tupamahu, Robertinho dan Bambang Pamungkas, sekarang Persija mulai kedatangan para pemain baru. Pemain-pemian tersebut tentunya sesuai permintaan dari pelatih kepala Danurwindo setelah melakukan evaluasi kelemahan musim lalu. Nama-nama yang sudah tidak asing lagipun mulai merapat, seperti Hendro Kartiko(ex Arema), Leo Saputra(ex Persibom), Ponaryo Astaman(ex Arema) dan Iswan Karim(ex PKT Bontang) sudah mulai berlatih. Belum lagi pemain-pemain yang kemungkinan akan segera bergabung seperti Bachtiar dan Danan Puspito (keduanya ex Persijap), Ade Suhendar(ex PSPS) dan kemungkinan ada beberapa nama lagi yang masih dirahasiakan. Dengan materi seperti itu tentu The Jakmania seharusnya mulai bersikap tenang karena setidaknya kerangka tim musim depan sudah mulai terlihat dan terbentuk, sekarang tinggal bagaimana kita memberi kesempatan kepada staf pelatih untuk bekerja secara maksimal dalam mambentuk tim yang solid, sehingga nantinya dapat menuai hasil yang maksimal…


Tanpa mengesampingkan para pemain lain yang juga baru bergabung, saya tertarik membahas salah satu nama yaitu Ponaryo Astaman. Saya ingin membahas nama ini tidak hanya karena dia pemain yang sangat berkualitas dan juga mempunyai mental yang kuat akan tetapi saya lebih tertarik mengomentari sisi lain dari seorang Ponaryo Astaman yang juga merupakan sahabat saya. Ponaryo adalah salah satu sahabat terdekat saya disamping Ismed Sofyan, Aliyudin dan Ellie Aiboy. Kami bersahabat sejak 1997 ketika bersama menjadi pemain di level junior dan kebetulan kami selalu bersama di tim nasional, akan tetapi selalu berbeda klub. Ketika masih junior kami pernah berkeinginan suatu saat nanti akan bermain dalam satu klub entah di mana saja, akan tetapi ternyata keinginan itu sangat sulit terwujud. Ponaryo banyak melewati waktunya di wilayah timur dan saya sendiri pun asik bermain di wilayah barat. Beberapa kali saya hampir saja pindah ke klub yang dibela Ponaryo seperti PSM (tahun 2004) dan musim lalu Arema, sebaliknya Ponaryo pun sempat beberapa kali hampir berlabuh di tim yang saya bela seperti Persija (tahun 2003) dan juga Selangor FC (tahun 2006). Tetapi setelah 9 tahun sebagai pemain profesional akhirnya musim ini keinginan kami itu terwujud. Melalui negosiasi yang awalnya berjalan sangat alot, tetapi akhirnya Ponaryo Astaman bergabung bersama saya di Persija Jakarta..


Ada 3 hal yang membuat saya bahagia dengan bergabungnya seorang Ponaryo Astaman. Pertama, karena memang dia pemain yang mempunyai kualitas dan mental yang kuat sehingga akan banyak membantu Persija untuk meraih gelar musim depan. Kedua, karena dia adalah sahabat saya, dan bermain bersama adalah obsesi kami sejak dahulu. Dan yang ketiga, karena akhirnya kami bisa bermain di tim Persija, tim yang saya cintai, itu artinya secara tidak langsung saya telah memenangkan “PERANG” dengan Ponaryo karena telah berhasil membawa dia  bergabung dengan tim saya ha ha ha… Setelah sebelumnya saya juga berhasil mengalahkan 3 sahabat saya yang lain, yaitu Ismed Sofyan dari Persijatim ke Persija (tahun 2003), Ellie Aiboy dari Semen Padang ke Persija (tahun 2003) dan Persija ke Selangor FC (tahun 2005) dan yang baru lalu Aliyudin dari Persikota ke Persija musim lalu. Aaahh… ada kepuasan tersendiri rasanya mampu mengalahkan mereka semua, kepuasan batin yang tiada tara. “SELAMAT DATANG KAWAN” Selamat bergabung dengan Persija Jakarta di mana semua pemain adalah “MACAN”… dan akhirnya DIRIKU mengalahkan DIRIMU sahabat.. Ha.. Ha.. Ha..