BETUL,
Teh panas tanpa gula itu pahit
Sepahit lembar demi lembar kenyataan
Yang beberapa tak sesuai dengan apa yang kurencanakan
Teh panas tanpa gula itu hambar
Sehambar tatapan mataku yang nanar
Saat tak mampu memanfaatkan peluang
Padahal sudah di depan gawang
Teh panas tanpa gula itu getir
Segetir resah yang terus mengalir
Ketika aku harus kalah
Selalu menyisakan rasa bersalah
Teh panas tanpa gula itu pekat
Sepekat penantianku akan dirimu
Gelar juara pelepas rindu
Yang tak kunjung kembali kudapat
Dan,
Teh panas tanpa gula itu tak manis
Karena aku sendiri sudah manis
Setidaknya begitu kata Dewi
Si kekasih hati
Tapi,
Teh panas tanpa gula itu penuh cinta
Cinta merah semburat jingga
Untuk sebuah olah raga
Orang menyebutnya sepak bola
Teh panas tanpa gula itu mengajarkan
Bahwa hidup harus terus berjalan
Dengan bagaimanapun keadaan
Sikap tegap, tatapan mata ke depan, dan teruslah melangkah walau perlahan
Hidup bukan tentang pahit, hambar, getir, pekat, atau tak manis
Hidup itu tentang bagaimana kita
Memelihara prinsip
Memupuk cita
Dan menjaga keyakinan
Bahwa,
Akan ada manis setelah berlalunya pahit
Akan ada nikmat setelah pudarnya hambar
Akan ada senang setelah perginya getir
Akan ada cerah setelah hilangnya pekat
Dan akan berakhir manis karena dari sananya aku memang sudah manis
Jadi,
Teh panas tanpa gula itu tentang harapan
Harapan akan sebuah cerita yang semoga berakhir bahagia
Aamiin
Jakarta, 2018....