SEPENINGGAL Ivan Kolev, Bang Yos pun kembali mengumpulkan jajaran direksi Persija. Tujuan utamanya tentu evaluasi tim. Lebih dari pada itu, Bang Yos ingin mencari siapa pengganti ideal untuk Ivan Kolev.

Siapa pemain-pemain yang harus didatangkan, untuk melengkapi pondasi tim yang sudah dibentuk oleh Ivan Kolev, juga menjadi bagian dari diskusi. Dan pemain-pemain yang musim lalu gagal didatangkan, harus kembali coba direkrut.

Beberapa nama pelatih top lokal maupun asing, sempat menjadi nominasi. Awalnya, Persija ingin menunjuk Nandar Iskandar. Namun karena saat itu status Nandar Iskandar adalah pelatih tim nasional, maka keinginan itu pun urung terwujud.

Setelah diskusi yang alot, akhirnya disepakati nama Andi Lala, sebagai nahkoda baru Persija. Mantan bintang Persija tersebut, akan dibantu oleh mantan bintang Persija yang lain Sofyan Hadi sebagai asisten. Sedang pelatih kiper, dipercayakan kepada Arjuna Renaldi.

Di bursa transfer musim baru 2001, Persija mampu melakukan gebrakan besar. Persija berhasil mendatangkan pemain-pemain dengan status bintang, untuk melengkapi skuat tahun 2000. Dengan proses yang berliku, Persija berhasil mendatangkan Budi Sudarsono, Antonia Claudio, Gendut Dony, dan Ebanda Timothy. Kiper Mbeng Jean Mambalou yang musim sebelumnya harus istirahat karena cedera cukup parah pun, kembali bergabung. Seperti sebelumnya, IGK Manila berperan besar dalam rekrutmen pemain tersebut. Kekuatan Persija menjadi semakin komplet.

Di bawah mistar bercokol kiper eksentrik Mbeng Jean Mambalou yang akan dilapis oleh Hendra Nasir, dan kiper muda asal Jakarta Sopian Hadi.

Lini belakang terdapat nama-nama beken seperti Nuralim, Aris Indarto, Warsidi, Antonio Claudio, Joko Kuspito, Wasiyatul Akmal, Hary Saputra. Masuknya Antonio Claudia yang berperawakan tinggi besar tentu menambah kokohnya lini belakang Persija. Antonio (Toyo) juga mumpuni dalam duel-duel udara, kelebihan yang lain adalah tendangan bebasnya yang keras dan mematikan.

Lini tengah yang menjadi pusat kekuatan Persija di musim sebelumnya, tidak mengalami banyak perubahan. Imran Nahumarury, Deddy Umarela, Wahyu Teguh, Budiman, Ebanda Timoty, Luciano Leandro, Agus Supriyanto, Khair Rifo masih menjadi kekuatan utama. Kedatangan legium asing asal Kamerun Ebanda Timothy, menjadi stabilisator lini tengah Persija yang memang berorientasi menyerang.

Lini depan lebih gawat lagi. Empat striket dengan status pemain nasional, berhasil dikoleksi Persija. Widodo Cahyono Putra, Budi Sudarsono, Gendut Dony, dan Bambang Pamungkas adalah jaminan ketajaman. Siapa pun yang tampil, rasanya tidak akan menjadi kendala bagi Persija, untuk dapat mencetak pundi-pundi gol.

Sedang jajaran pelatih diisi oleh Andi Lala (Pelatih kepala), Sofyan Hadi (Asisten), Arjuna Renaldy (Pelatih kiper). Ahmadin Ahmad didapuk menjadi ketua umum Persija, sedang IGK Manila tetap menjabat sebagai Chief de Mission, Irawan Ajidarmo kemudian diangkat menjadi manajer tim.

Dengan materi pemain muda yang bugar dan penuh semangat, dipadu dengan para pemain senior dengan skill mumpuni dan berpengalaman, serta dukukangan finalsial yang sehat, Andi Lala diberi target yang tidak bisa ditawar lagi, yaitu juara liga Indonesia. Persija pun bersiap menyongsong musim baru 2001, dengan penuh gairah dan optimisme.

Di stadion Menteng Andi Lala, Sofyan Hadi, dan Arjuna Rinaldi mulai bekerja dengan mempersiapkan tim. Persiapan tim kali ini tergolong ideal, selama kurang lebih dua bulan tim digembleng secara intensif, baik secara fisik maupun tehnik.

Andi Lala memiliki filosofi permainan yang sedikit berbeda, dengan Ivan Kolev. Ia lebih suka memainkan pola 3-5-2 atau 4-4-2, dengan menggunakan 2 striker di lini depan. Pola yang memang ketika itu sangat populer, dan hampir digunakan oleh seluruh kontestan liga Indonesia. Keputusan yang sangat wajar. Untuk apa memiliki 4 striker berkualitas berlabel timnas, jika hanya 1 yang digunakan, begitu pikir Andi Lala.

Pada musim ini, Persija juga mulai meninggalkan kostum kebesaran berwarna merah. Jika di dua musim sebelumnya, warna merah masih digunakan sebagai kostum kedua, sekarang kostum away berganti warna menjadi kombinasi kaos putih, celana oranye dan kaos kaki putih.

Sedang untuk kostum utama, jika di musim sebelumnya menggunakan kombinasi oranye dan putih sekarang berganti menjadi kaos oranye, celana hitam dan kaos kaki oranye. Persis seperti tim nasional Belanda di Euro 2000. Tampilan yang membuat anak-anak “Macan kemayoran” terlihat lebih gagah.

 

Bersambung....