1 Maret 2013.

SALAH satu rutinitas baru yang sering saya lakukan setelah tinggal di kota Bandung, adalah menikmati eloknya langit sore, saat sang mentari bergerak menuju ke peraduan. Kebetulan posisi tempat tinggal saya, berada di lokasi yang cukup tinggi. Di daerah perbukitan, di area dago bagian atas.

Begitu pula saat ini. Saat saya menulis pengantar buku Bepe20 PRIDE ini, saya tengah menikmati secangkir teh panas tanpa gula di balkon lantai dua, sambil menikmati indahnya matahari yang tenggelam di ufuk barat. Kombinasi kedua hal tersebut tidak pernah mengecewakan, selalu mampu memberikan ketenangan, dan kedamaian bagi jiwa.

Seperti pada buku pertama saya Bepe20 Ketika Jemariku Menari. Buku kedua ini juga berisi tentang catatan harian, dari peristiwa-peristiwa yang saya alami dalam kehidupan saya. Baik sebagai pribadi, maupun sebagai pesepakbola.

Hal yang membedakan buku kedua dengan buku pertama, adalah rentang waktu kejadiannya saja. Dimana buku pertama lebih kepada perjalanan karir saya, dari kecil hingga kisaran perhelatan piala AFF 2010. Sedang di buku kedua ini akan sedikit lebih spesifik, yaitu selama masa-masa konflik yang melanda persepakbolaan Indonesia, tiga tahun terakhir.

Buku ini akan banyak berisi pengalaman saya berada di lingkar dalam area konflik berkepanjangan di tubuh PSSI. Mengenai hal-hal yang saya alami sepanjang masa-masa suram tersebut. Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang mendasari sikap, pemikiran, serta tindakan yang saya ambil, selama terjadinya dualisme sepakbola di Indonesia. Baik dualisme klub, federasi, maupun tim nasional Indonesia.

Banyak kalangan menilai, jika keputusan-keputusan yang saya ambil terlalu berani, aneh, tidak lazim, arogan dan juga kontroversional. Namun dapat saya pastikan, jika setiap keputusan yang saya ambil, selalu didasari dengan alasan yang sangat kuat.

Saya sempat merasa bimbang ketika harus memberi judul buku ini. Terpikir dibenak saya beberapa ide judul, yang diharapkan dapat mewakili isi dari buku ini. Seperti "Menjadi Diri Sendiri", "Pantang Menyerah", atau "Tegar Ditengah Badai".

Namun rasanya judul-judul tersebut masih sedikit terlalu panjang. Saya menginginkan sesuatu yang singkat, padat, namun memiliki kesan yang tegas. Judul tersebut juga harus memiliki makna yang luas, serta tentunya positif. Maka terkumpullah beberapa judul baru yang sedikit banyak mendekati kriteria-kriteria diatas, diantaranya adalah "Tegar", "Aku", "Merah-Putih", "Pride", "Fight", dan "Strong".

Dan setelah melewati beberapa kali diskusi dengan Yudie Oktav sebagai editor dari buku ini. Maka akhirnya kamipun menjatuhkan pilihan kepada "PRIDE" sebagai judul dari buku kedua saya ini.

PRIDE sendiri tidak hanya berarti kebanggaan. Namun lebih daripada itu, ada makna lain dibalik lima huruf yang membentuk kata tersebut. Setiap huruf dalam kata PRIDE mewakili lima buah kata. Lima kata yang dapat membantu saya dalam menjelaskan isi dari buku ini. Lima kata tersebut adalah Plurality, Responsibility, Integrity, Dignity, dan Equality.


Plurality - Keberagaman

Buku ini akan berkisah tentang perjuangan saya dalam menjalani sebuah profesi yang sangat saya banggakan, yaitu pesepakbola. Sebuah cabang olahraga paling populer di muka bumi ini. Sepakbola dikenal di seluruh penjuru dunia, digemari di belahan dunia manapun, dan dimainkan oleh siapapun. Sepakbola adalah sebuah keberagaman. Keberagaman yang tidak mengenal batasan usia, suku, ras, agama, jenis kelamin, serta status sosial.


Responsibility - Tanggung jawab.

Buku ini juga akan berkisah tentang bagaimana saya menjalankan tanggung jawab saya sebagai pesepakbola. Tidak hanya tanggung jawab kepada diri sendiri, dan keluarga. Namun juga tanggung jawab kepada sepakbola sebagai sebuah profesi. Serta yang tidak kalah penting, adalah tanggung jawab moral terhadap generasi para pesepakbola dimasa depan.


Integrity - Keteguhan.


Disamping itu, buku ini akan bertutur mengenai bagaimana keteguhan saya sebagai pesepakbola diuji. Utamanya dalam menghadapi segala cobaan dan tekanan, selama memperjuangkan apa yang menjadi prinsip, serta keyakinan yang ada dalam hati saya.

Keteguhan dalam memperjuangkan sepakbola tetap sebagai sebuah olahraga, bukan sebagai media, atau alat untuk memuluskan kepentingan-kepentingan tertentu. Baik itu kepentingan pribadi, kepentingan golongan, maupun kepentingan politik.
 

Dignity - Martabat.

Buku ini juga akan menjelaskan pemikiran-pemikiran yang mendasari setiap keputusan yang saya ambil, dalam hal menjaga harkat dan martabat para pesepakbola.

Baik secara pribadi, maupun bersama Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). Mendudukkan para pelaku sepakbola di posisi yang semestinya, serta membangun sebuah pondasi yang kuat, bagi generasi pemain muda dimasa yang akan datang.


Equality - Kesetaraan.

Serta didalam buku ini, juga akan tergambar dengan jelas bagaimana perjalanan saya bersama APPI, dalam memperjuangkan kesetaraan bagi para pesepakbola di Indonesia. Baik bagi pesepakbola lokal, maupun pesepakbola asing. Kesetaraan untuk mendapatkan hak-hak mereka.

Baik hak-hak dasar yang berkaitan dengan gaji, dan jaminan kesehatan. Namun juga kebebasan untuk berbicara, dan menyampaikan pendapat, serta membela nama bangsa, dan negara (tim nasional).

Saya bersyukur karena mampu melewati masa-masa sulit tersebut dengan baik. Sanggup menjadi diri sendiri, disaat kebanyakan orang mengalami krisis identitas. Serta bangga karena mampu menjadi pribadi yang merdeka, di tengah pusaran konflik yang penuh dengan intrik, propaganda, serta pemaksaan kehendak.

Menentang hal-hal yang salah, dan memperjuangkan hal-hal yang layak dan seharusnya diperjuangkan. Sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Semua hal tersebut tentu saja bukan tanpa resiko. Namun hal tersebut sama sekali tidak membuat saya menyesal telah memperjuangkan semuanya.

Disamping tulisan-tulisan saya sendiri, di dalam buku ini juga akan terdapat tulisan dari beberapa sahabat saya. Selain itu juga ada beberapa tulisan yang memuat pendapat dan opini dari masyarakat luas, yang tentunya telah melewati tahap pemilihan.

Hal tersebut agar buku ini tidak hanya menyampaikan pandangan, dan pemikiran saya secara pribadi. Namun juga pendapat, dan juga opini dari masyarakat secara luas. Sehingga diharapkan buku dapat menjadi gambaran secara keseluruhan, mengenai kondisi, dan situasi yang sebenarnya terjadi.


Akhir sekali tidak lupa, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, kepada anda sekalian. Karena dengan membeli buku ini, maka anda sekalian telah turut berpartisipasi dalam membantu adik-adik kita anak asuh Yayasan Syair Untuk Sahabat, yang dalam hal ini terjangkit virus HIV/AIDS.

Semoga buku Bepe20 PRIDE ini dapat diterima oleh masyarakat, dan mampu menjadi sebuah bacaan yang tidak hanya ringan, namun juga memberi manfaat.
 

Salam Hormat