"Wah seger bener soto ini ya, beda ama soto-soto yg pernah gue makan sebelumnya" , kata Ismed sofyan sambil menyapu keringat di keningnya dengan tisue. "Inilah kelebihan soto ini Med, walau kuahnya bening tapi rasanya mantap kan..??", sahut saya. "Gue rasa yg jual pake jampi-jampi nih, makanya enak banget" sambung Ismed sambil menarik napas dalam-dalam tanda kepedasan. "Ngga lah, masak iya sih..?? ini emang yg ngeracik bumbunya aja pinter, resep turun-temurun dari kraton kali", sanggah saya sambil tertawa ringan...
Paragraf diatas, adalah secuil potongan percakapan antara saya dan Ismed sofyan, saat pertama kali saya mengajak Ismed untuk mencoba soto daging sapi kegemaran saya, yg berada di kota Solo. Dan berawal dari percakapan itulah, tercipta sebuah nama unik atau aneh yg akhirnya menjadi sangat melekat di benak kami, sehingga menjadi sangat familier kalangan para pemain sepakbola...
Saat itu Ismed begitu yakin jika si pedagang tersebut memiliki pegangan (Jimat), agar soto dagangannya terasa enak dan laku keras. Sayapun bersikeras mengatakan, jika tidak ada yg janggal dengan masakan soto daging sapi tersebut. Melihat Ismed yg begitu ngotot dengan pendapatnya, maka timbullah sebuah ide konyol di benak saya. Singkat cerita inilah lebih kurangnya percakapan kami pada saat itu...
Sunan Hotel Solo: Pertengan Mei, 2007..
Saya : Masuk akal juga ya med, jangan-jangan bener apa yg lo omongin lagi..
Ismed: Iya-iya emang wuenak bener soto tadi, gue ngga pernah nemuin yg seenak tadi..
Saya : Jangan-jangan.. (Kata saya memancing rasa penasaran Ismed)
Ismed: Jangan-jangan apaan..?? lo pasti tau kalo ada apa- apanya kan, lo kan orang jawa juga..
Saya : Jangan-jangan ada apa-apanya di kuali sotonya Med..
Ismed: Ada apanya maksut lo..?? bumbu rahasianya gitu..?? (Tanya Ismed penasaran)
Saya : Iya, gue yakin rahasianya ada di kuali kuahnya (Kata saya sambil manggut-manggut). Lo inget ngga Med..?? Kalo ibu yg jual soto tadi ngga pernah ninggalin kuali tempat kuah sotonya. Dia duduk disamping kuali terus kan..??
Ismed: Iya bener-bener, ada apanya ya kira-kira didalemnya ya..?? (Tanya Ismed penasaran)
Saya : Gue curiga di dalem kuali itu ada celana dalemnya Med..
Ismed: Hah...!!! Celana dalem..?? Maksud lo..?? (Tanya Ismed dengan muka terkejut)
Saya : Iya celana dalem dari dukun, biar rasa kuahnya enak dan sotonya jadi laku keras.. (Jelas saya dengan muka sok serius)
Ismed: Ah yg bener lo..?? (Tanya Ismed penuh ragu)
Saya : Biasanya Med, semakin usang apalagi sampai robek-robek celana dalemnya, maka akan semakin manjur khasiatnya.. (kata saya meyakinkan Ismed)
Ismed: Serius lo Bang..?? (Tanya Ismed lagi)
Saya : Loh seriuslah, karena jika semakin usah celana dalemnya maka akan semakin merasap bumbunya.. (Kata saya menegaskan)
Ismed: Kalo gitu jangan ajak gue ke sana lagi ya, gue ngga mau makan di sono lagi...!!! (Kata Ismed sambil benjalan menuju kamar mandi dengan muka terlihat menahan mual)
Saya : Loh kenapa Med..?? (Teriak saya dari tempat tidur)
Ismed: Gila aja lo, gue suruh makan soto dengan kuah rendeman celana dalem.. (kata Ismed dengan nada sewot dari dalam kamar mandi)
Melihat reaksi Ismed, sayapun tertawa terbahak-bahak. Beberapa saat kemuadian saya kembali berbicara..
Saya : Yang penting kan rasanya Med, proses pembuatan dan bahan bakunya mah nomer sekian.. (lanjut saya sambil tertawa)
Semenjak peristiwa tersebut, Ismed selalu absen ketika rombongan wisata kuliner dari Departemen Persepakbolaan Indonesia, mengunjungi warung soto daging tersebut. Sebenarnya Ismed juga mengerti, jika cerita saya tadi hanyalah main-main belaka. Akan tetapi, setiap dia mendengar kata soto celana dalam yg ada dalam bayangan Ismed adalah, sebuah celana dalam yg sudah usang dan robek di sana-sini keluar dari dalam kuali kuah soto. Hal tersebut membuat Ismed lebih memilih untuk tinggal di kamar hotel, setiap kami berkunjung ke warung soto tersebut untuk makan malam..
Jadi itu semua sebenarnya lebih pada halusinasi ismed sendiri saja, dan semenjak itu pula nama soto celana dalam menjadi sangat populer di kalangan para pemain sepakbola (Khususnya Persija dan Tim nasional Indonesia)...
Di bawah ini akan saya cantumnya sekilas wujud dari soto celana dalam tersebut:
Soto daging ini berkuah bening seperti umumnya soto khas dari Jawa Tengah. Dengan isi irisan daging sapi tentunya, kecambah, daun seledri, daun bawang serta bawang goreng. Untuk menambah kesegaran, didalam kuahnya juga terdapat irisan blimbing wuluh yg memang sengaja di masak bersama dengan kuah sotonya..
Bagi yg mereka yg suka dengan baceman, selain terdapat bacem tahu dan tempe seperti layaknya warung-warung soto yg lain, warung soto ini juga menyediakan usus sapi goreng, babat goreng serta paru goreng. Dan bagi saya pribadi, bacem usus sapi goreng dan babat goreng adalah syarat wajib untuk menyantap soto celana dalam tersebut (Sesuai statuta yg dikeluarkan oleh warung soto itu sendiri hahaha)..
Saya, Ponaryo Astaman, Ellie Aiboy dan Firman Utina boleh di katakan adalah anggota EXCO di warung soto tersebut. Mengenai alamat dari warung soto itu sendiri, sejujurnya saya agak sedikit ragu-ragu untuk memberi tahukan kepada anda sekalian. Karena saya takut jika nama soto celana dalam ciptaan saya itu, akan berefek negatif kepada warung soto kesayangan saya tersebut.
Padahal sebenarnya, nama tadi lebih tepat jika disebut sebagai sebuah pujian, karena kenikmatan dari rasa soto tersebut. Di kota Solo sendiri, saya mempunyai beberapa tempat kuliner yg menjadi tujuan favorit saya setiap berkunjung ke kota ini. Bebrapa diantaranya adalah Tengkleng sum-sum (Pasar kembang), Sate kuda (Balekambang), Gudeng ceker, Bebek H. Slamet (Tipes) dan tiga buah warung soto (Soto celana dalam adalah salah satu diantara warung soto tersebut)..
Tapi baiklah, di bawah ini saya akan coba memberikan beberapa "Petunjuk" untuk anda sekalian, agar anda dapat mulai meraba-raba dimanakah gerangan kira-kira keberadaan soto celana dalam tersebut. Dan bagi yg dapat memecahkan petunjuk tersebut, maka anda akan dapat menemukan tempat dimana soto celada dalam tersebut berada..
Petunjuk nya adalah:
* Warung soto ini awalnya berada di depan sebuah kantor polisi..
* Akan tetapi sejak sekitar setahun yg lalu, warung ini telah berpindah tempat usaha ke sebuah perempatan yg kurang lebih hanya berjarak 100 meter dari posisi warung ini sebelumnya..
* Warung soto ini berwujud sebuah tenda, dengan sedikit ruangan dari tembok di bagian dalamnya..
* Ibu si penjual soto ini, tidak pernah beranjak dari tempat duduknya yg tepat berada di samping kuali tempat kuah soto tersebut dimasak..
* Dan satu hal yg paling unik adalah, tukang parkir di warung soto tersebut tidak pernah menggunakan peluit dan hanya menggunakan mulut saja. Akan tetapi, suara lengkingan suitannya tidak kalah dengan sirine polisi yg tengah coba membuka jalan di tengah kemacetan hahahaha (Ini serius)..
Bagi rekan-rekan yg pada akhirnya berhasil menemukan warung soto tersebut, saya sarankan agar jangan pernah ragu untuk mencoba soto tersebut. Karena akan sangat disayangkan jika anda sudah dapat menemukan tempat tersebut, akan tetapi tidak mencoba kenikmatan dari soto celana dalam itu sendiri...
Dan sekali lagi saya "TEKANKAN" disini, jika nama "Soto Celana Dalam" (Soto dengan kuah redaman celana dalam) sendiri bukanlah sebuah kenyataan atau kebenaran. Nama tesebut hanyalah sebuah bahan candaan yg boleh juga diartikan sebagai sebuah pujian, karena rasa soto ini yg memang teramat sangat nikmat...
Bagi saya sendiri, akan menjadi sebuah penyesalan yg luar biasa jika ketika saya bertandang ke kota Solo, saya tidak memiliki waktu untuk mampir ke warung soto tersebut..
Karena, rasa Soto Celana Dalam ini memang:
JOS GANDHOS KRONYOS-KRONYOS.....!!!!
Selesai..