SETELAH memastikan Ivan Kolev sebagai pelatih baru, selanjutnya Persija mulai berburu pemain. Nama-nama pemain beken seperti Anang Ma’ruf, Suwandhi HS, Khair Riffo, Imran Nahumarury, Aris Indarto, M. Halim, Agus Supriyanto, dan Ali Sunan pun berhasil didatangkan. Ditambah dengan beberapa pemain muda, dan mantan anak buah Bang Yos di Tim nasional U-19 seperti Wasiyatul Akmal, Hary Saputra, Warsidi, Sopian Hadi, Roby Mariandi, dan Bambang Pamungkas.

Nama-nama di atas melengkapi para punggawa lama seperti Tata Saptaji, Adrian Mardiansyah, Surya Lesmana, Deddy Umarella, Wahyu Teguh, Nuralim, Widodo Cahyono Putra, dan Luciano Leandro. Sedang untuk melengkapi komposisi pemain asing didatangkanlah Kiril Marinov, Borislav Slakov (Bulgaria), dan Jose de Souza (Brasil).

Komposisi hanyalah 60%, dari daftar yang sebenarnya disusun oleh tim yang dipimpin IGK Manila. Mepetnya waktu dan buntunya negosiasi kontrak, menjadi penyebab utama. Menariknya, di tangan Ivan Kolev Persija dapat tampil apik. Persija bermain dengan pola baru, yang sebelumnya tidak pernah dipakai oleh tim mana pun di Indonesia. Dengan melihat materi pemain yang ada, Kolev memutuskan menggunakan pola 3-6-1 dan 4-5-1, dengan menitikberatkan kekuatan tim di lini tengah.

Sepak bola moderen dengan filosofi menyerang pun, diperagakan oleh Persija. Bambang Pamungkas menjadi target man, ditopang oleh 5 atau 6 gelandang yang selalu aktif bergerak, untuk membantu penyerangan. Persija bermain secara dinamis, dengan mengandalkan bola-bola pendek yang menusuk ke pertahanan lawan.

Selain Bambang Pamungkas, Widodo Cahyono Putra, dan Jose de Souza yang didapuk sebagai striker, gelandang-gelandang Persija seperti Imran Nahumaruri, Ali Sunan, Luciano Leandro, Deddy Umarella dan, Budiman juga cukup rajin mencetak gol. Hasilnya, Persija mampu menjadi pemuncak di babak reguler di wilayah barat. Satu tiket 8 besar pun, berada dalam genggaman.

Menjelang 8 besar, Persija ditunjuk oleh PSSI untuk mewakili Indonesia di sebuah turnamen internasional, bertajuk Toyota League Champions Invitation Cup, yang diselenggarakan di Brunei Darussalam. Persija ditunjuk mewakili Indonesia karena juara dan runner up liga Indonesia, PSIS dan Persebaya sudah bermain di Liga Champions Asia. Maka bertarunglah anak-anak Macan kemayoran bersama juara-juara asia yang lain, dari tanggal 25 Februari hingga 8 Maret 2000.

Di turnamen tersebut, Persija tergabung di group Corolla bersama Pahang FC (juara Malaysia), dan BAFA XI (juara Brunei). Sedang di group Soluna bercokol Happy Valley (juara Hongkong), Home United (juara Singapura), dan Thai Farmers (juara Thailand). Turnamen ini disponsori oleh perusahaan otomotif asal Jepang Toyota, itulah kenapa nama groupnya Corolla dan Soluna.

Ivan Kolev menjadikan turnamen ini, sebagai ajang persiapan menuju 8 besar. Formasi 3-6-1 pun coba dimantapkan. Hasilnya cukup baik, di pertandingan pertama melalui pertandingan yang sangat sengit, juara Malaysia Pahang FC berhasil disikat dengan skor 3-1. Gol-gol Persija dicetak oleh Luciano Leandro (17 pen), Bambang Pamungkas (20), dan Imran Nahumaruri (80). Azizul Kamaludin (76) menjadi pencetak gol untuk Pahang FC.

Di pertandingan kedua, giliran tuan rumah BAFA Xl berhasil ditaklukkan dengan skor 4:3. Luciano Leandro memborong dua gol (23, 80 pen), sisanya dicetak oleh Widodo Cahyono Putra (74), dan Bambang Pamungkas pada masa injuru time. BAFA Xl memberi perlawanan alot melaui gol-gol dari Rosli Liman (4), Patron Akakpo (38), dan Sallehuddin Damit (65). Persija pun menjadi juara group Corolla, dan BAFA Xl sebagai runner up.

Di group Soluna, Happy Valley berhasil menjadi juara group setelah mengandaskan perlawanan Thai Farmers, dan Home United. Sedang runner up group, diraih Thai Farmers karena memiliki selisih gol lebih baik dari Home United. Maka, di semifinal Persija akan berhadapan dengan Thai farmers.

Thailand memang salah satu negara yang selalu menjadi rival Indonesia di sepakbola. Pertemuan antara kedua negara baik di level tim nasional maupun klub, selalu menghasilkan pertarungan yang sengit. Begitu pun antara Persija dengan Thai Farmers, kedua tim bertanding tidak hanya membawa bendera klub, namun juga mewakili negara masing-masing.

Pertandingan semifinal yang diselenggarakan di Stadion Sultan Hassanal Bolkiah, pada tanggal 4 Maret 2020 pun berlangsung seru. Kedua tim sama-sama menampilkan permainan menyerang. Hingga menit ke 85 skor masing sama kuat 0:0. Pada menit ke 86 melalui sebuah serangan padu, Persija akhirnya mampu unggul melalui striker Widodo cahyono Putra. Gol Widodo tersebut meruntuhkan mental anak-anak Thai Farmers. Hingga akhirnya di menit ke-89, gol dari Suwandi Hadi Siswoyo mengakhiri perlawanan Thai Farmers. Persija pun berhak atas tiket ke final Toyota League Champions Invitation Cup.

Di semifinal yang lain, Happy Valley berhasil mengandaskan perlawanan tuan rumah BAFA XI, dengan skor 5:3 melalui adu pinalti. Setelah kedua tim bermain imbang 3:3, di waktu normal. Maka final ideal pun terjadi. Juara group Corolla Persija, akan bertemu dengan juara group Soluna Happy Valley. Partai final akan diselenggarakan tiga hari kemudian, di stadion yang sama.

Pertandingan menarik pun tersaji di final. Happy Valley mengambil inisiatif menyerang sejak pertandingan dimulai. Persija yang terkesan belum siap pun, harus menerima gawangnya dibobol oleh Tomy Adriano di menit pertama. Persija segera bereaksi. Di menit ke-21, Imran Nahumaruri berhasil membawa Persija menyamakan keadaan. Tidak hanya itu, setelah mesin mulai panas Persija mampu memimpin melalui gol Ali Sunan (23), dan Luciano Leandro (45). Skor 3:1 mengakhiri babak pertama, Persija berada di atas angin.

Merasa kemenangan sudah di depan mata, anak-anak Macan Kemayoran pun lengah. Melalui skema serangan balik yang cepat, Happy Valley berhasil mencetak gol. Dua gol sekaligus dalam kurun waktu 2 menit, bersarang ke gawang Persija yang dikawal oleh M. Halim. Pelakunya adalah Dimitar Ganev Kalkanov, pada menit ke-75 dan 76. Skor pun kembali imbang.

Persija pun sontak tersadar, pertandingan belum selesai. Di sisa 15 menit waktu normal, kedua tim saling jual-beli serangan. Beruntung Persija memiliki bek mungil Budiman, memalui sebuah permainan satu dua sentuhan, Budiman yang melakukan overlap berhasil mencetak gol penentu, pada menit ke-90. Para pemain happy vally pun rebah ke tanah, gol yang disambut suka-cita oleh seluruh ofisial dan pemain Persija.

Di 3 menit perpanjangan waktu, Persija tampil bertahan untuk mengamankan kemenangan. Hingga wasit meniup peluit akhir, tidak ada gol tambahan yang terjadi. Skor tetap 4:3 untuk kemenangan Persija. Macan Kemayoran pun menjadi yang terbaik, di Toyota League Champions Invitation Cup 2000. Itu adalah gelar internasional pertama Persija, setelah berpuluh-puluh tahun lamanya.
Kembali ke tanah air, Persija langsung mempersiapkan diri untuk bertarung di babak 8 besar. Hanya menjadi runner up di group B, Persija harus bertemu PSM sebagai juara groub A. Sayangnya pada partai semifinal yang digelar di Geloran Bung Karno, tanggal 20 Juli 2000, Persija harus menyerah 0:1 dari PSM. Mimpi untuk menjadi juara liga Indonesia pun terhenti.

Walaupun belum mampu menjadi yang terbaik di Indonesia. Di bawah komando Ivan Kolev yang dibantu oleh Ivo Kotev, Hery Kiswanto, dan Sudarno penampilan Persija mampu memberikan angin segar. Racikan Kolev, mampu memberi warna tersendiri bagi Persija. Setidaknya kerangka serta permainan tim, sudah terbentuk dan terlihat. Satu gelar dapat di raih musim ini. Sekarang tinggal bagaimana melengkapi komposisi pemain, sesuai dengan kebutuhan pelatih. Agar musim depan, Persija akan tampil semakin baik, dan menjadi mampu mencapai target yaitu juara.

Di tengah optimisme yang mulai meninggi, cobaan kembali hadir. Mendadak Ivan Kolev harus kembali ke Bulgaria. Kolev mendapat tugas dari federasi sepak bola Bulgaria, untuk menukangi tim nasional U-23 di Piala Eropa. Persija kalang kabut, rencana untuk musim depan pun kembali berantakan.

 

Bersambung....