Untuk kesekian kali kerusuhan penonton terjadi dalam dunia sepakbola Indonesia sesuatu hal yang menurut saya sangat memalukan. Kerusuhan yang terjadi semalam antara pendukung Persija dengan pendukung Persipura mengakibatkan satu nyawa melayang. Korban yang kemudian diketahui bernama Fathul Mulyadin asal Ciganjur, Jakarta Selatan ini meninggal setelah dikeroyok suporter Persipura setelah pertandingan PSMS melawan Persipura.


 


Sesuatu yang sangat ironis mengingat sepakbola itu sendiri dipertandingkan untuk menghibur masyarakat. Di negara tetangga kita, Malaysia, orang menonton sepakbola seperti mereka pergi berekreasi, sehingga mereka mengajak seluruh anggota keluarga sampai kepada anak yang masih bayi pun kadang kita bisa jumpai di dalam stadion. Mereka menyaksikan pertandingan sembari makan dan minum, sehingga sepakbola benar-benar menjadi sebuah hiburan. Ketika saya bermain di Selangor, istri saya selalu hadir di stadion di manapun Selangor bermain, baik partai kandang maupun tandang, akan tetapi di Indonesia sangat jarang saya memberi ijin kepada istri saya untuk menyaksikan pertandingan Persija secara langsung walaupun bermain di Lebak Bulus. Mengapa negara tetangga mampu tertib dalam menyaksikan pertandingan sepakbola, sedangkan kita tidak mampu melakukan hal yang sama. Tentunya kita akan marah jika ada yang berpendapat bahwa sumber daya manusia masyarakat kita di bawah negara tetangga, akan tetapi mari kita introspeksi diri, mengapa budaya rusuh antar suporter ini selalu terjadi di negara kita.


Dengan adanya kejadian-kejadian seperti ini, seharusnya kita semua segera merenung dan segera mencari solusi secepatnya tentang permasalahan ini. Berapa nyawa lagi yang harus dikorbankan untuk kita segera sadar bahwa sepakbola tidak lebih dari sekedar olahraga, di mana selalu ada pihak yang kalah serta yang menang dalam permainan ini. Saya selaku pribadi dan mewakili teman-teman Persija turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya Fathul Mulyadin dan bagi almarhum semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT sesuai dengan amal ibadahnya serta bagi keluarga yang ditinggalkan semoga diberikan kekuatan, keikhlasan serta ketabahan dalam menerima cobaan ini. Dan di atas itu semua semoga ini menjadi yang terakhir.. Amiin..