PARTAI yang ditunggu-tunggu pun tiba. Persija akan menghadapi musuh bebuyutannya PSMS Medan, di laga terakhir putaran pertama. Menariknya, sore itu stadion Lebak Bulus berubah menjadi stadion Teladan Medan. Sisi selatan, barat dan utama stadion dipenuhi suporter dengan atribut berwarna hijau, maklum banyak warga Sumatera Utara yang merantau di Jakarta. Sedang The Jakmania setia berada di tribun timur, sekarang jumlahnya sudah jauh lebih banyak, dari pada di awal-awal dimulainya liga.

Pertandingan antara Persija dan PSMS, pada tanggal 25 Maret 2001 di Lebak Bulus, berjalan dalam tempo yang sangat tinggi. Gengsi sesama tim kuat semasa perserikatan, membuat atmosfer pertandingan panas, hingga beberapa insiden pun terjadi di lapangan. Adu mulut dan saling dorong antar pemain, hampir terjadi di sepanjang jalannya pertandingan. Di tribun stadion, hal yang sama pun terjadi. Tensi pertandingan yang tinggi, membuat terjadi sedikit gesekan antara The Jakmania dan pendukung PSMS Medan yang memadati stadion.

Kerasnya jalannya pertandingan, memaksa wasit Roni dari Surabaya mengeluarkan kartu merah, untuk punggawa Persija Agus Suprianto. Selain itu, lima kartu kuning juga keluar untuk pemain dari kedua tim. Budiman, dan Agus Supriyanto dari Persija. Sedang untuk PSMS ada Supriyono, Aulia Siregar, dan Angelo. Bermain melawan tim kuat seperti PSMS dengan 10 pemain sejak awal babak kedua, tentu sangat tidak mudah bagi Persija. Beruntung, Persija sempat unggul terlebih dahulu di menit ke-25, lewat kaki Bambang Pamungkas.

Keluarnya Agus Suprianto di menit ke-48, membuat Persija kemudian bermain lebih bertahan. Sofyan Hadi menarik Bambang, dan memasukkan Joko Kuspito, untuk memperkuat pertahanan. Menyisakan Budi Sudarsono sendirian di depan sebagai striker tunggal. Praktis di sisa pertandingan, lini pertahanan Persija dibombardir habis oleh anak-anak “Ayam Kinantan”. Strategi Sofyan Hadi tersebut sukses membuat frustasi anak-anak Medan. Hingga akhir pertandingan, PSMS tidak mampu membobol gawang Persija yang dikawal Mbeng Jean. Persija pun sukses meraih 3 poin, di pertandingan terakhir putaran pertama. Kemenangan yang disambut gembira oleh Persija dan seluruh The Jakmania.

Dalam pertandingan tersebut sempat terjadi insiden kurang menyenangkan menimpa penjaga gawang Persija Mbeng Jean. Salah satu oksum suporter PSMS yang berada di belakang gawang Persija, melempar penjaga gawang asal Kamerun tersebut dengan gulungan kawat berduri. Benda tersebut tepat mengenai muka Mbeng Jean, Mbeng pun tergeletak. Wasit segera menghentikan jalannya pertandingan. Setelah mendapatkan perawatan oleh tim medis, akhirnya Mbeng Jean pun dapat melanjutkan pertandingan. Menariknya, walau pun terkena kawat berduri yang tajam, tidak ada luka sedikit pun di wajah penjaga gawang berkepala plontos tersebut.

Tak terkalahkan dalam tujuh pertandingan sejak ditangani Sofyan Hadi, membuat Persija mendapatkan tambahan 21 poin. Hasil yang membuat anak-anak “Macan Kemayoran” bercokol di puncak klasemen, di akhir putaran pertama. Sofyan Hadi mampu membuat curva penampilan Persija menjadi stabil, dan bahkan cenderung naik. Namun perjuangan baru sengah jalan, masih ada putaran kedua, babak 8 besar, semifinal,l dan final yang harus dilewati Persija, untuk meraih target menjadi yang terbaik di Indonesia.

Putaran kedua sendiri baru akan dimulai sebulan kemudian. Jajaran pelatih dan manajemen pun memberikan waktu istirahat seminggu kepada seluruh pemain dan ofisial, untuk menyegarkan kondisi tubuh dan pikiran mereka.

 

Bersambung....