Dalam pesawat malam itu saya sempat beberapa kali terbangun dari tidur. Saya mencoba melihat keluar dan apa yang saya lihat hanya warna hitam yang tak berujung. Rasanya sudah lama sekali saya berada di dalam pesawat ini dan kaki saya sudah terasa kesemutan karena sekian lama saya hanya duduk saja dan jari-jari di kaki saya terasa membengkak sehingga sepatu saya terasa kekecilan. Rasa ingin buang air kecil masih terus saya rasakan sehingga perut saya pun terasa sangat kembung. Sepasang suami istri yang duduk di sebelah saya pun masih tampak tertidur pulas beserta mimpi-mimpinya. Karena tidak tahu harus berbuat apa, akhirnya mencoba tidur kembali adalah jalan yang saya pilih..
Setelah sekian lama terbang, akhirnya lampu pesawat pun mulai dinyalakan, itu pertanda bahwa pesawat sudah mulai mendekati Amsterdam. Saat saya melihat tv di pesawat, pesawat sedang berada di atas Turki, jadi kira-kira 2 jam lagi kami akan sampai ke Amsterdam. Dua penumpang di sebelah saya tidak ada di tempatnya seketika itu juga saya pun tersenyum dan berniat menuju ke toilet, akan tetapi perasaan lega yang tadinya saya bayangkan harus kembali saya pendam dulu karena ternyata banyak sekali penumpang yang sedang mengantri untuk menggunakan toilet. Jidat saya kembali mengerut dan saya pun kembali terduduk lemas, setelah antrian mulai berkurang saya pun memberanikan diri untuk permisi kepada penumpang di sebelah saya karena memang saya sudah tidak mampu menahan lagi hasrat untuk buang air kecil. Dan setelah sekian lamanya saya menahan, akhirnya saya berhasil melepaskannya dengan sangat sukses, waaah lega sekali rasanya..
Setelah selesai sarapan, pesawat mulai terbang merendah karena memang kami sudah mulai dekat dengan Amsterdam. Di tv pesawat terlihat waktu penerbangan sekitar 30 menit lagi. Hati saya mulai berdebar-debar karena saat pesawat mendarat di Amsterdam artinya petualangan saya pun dimulai. Saya mencoba menyiapkan segala sesuatu yang sekiranya saya butuhkan di Bandara Schipool, Amsterdam nanti. Saya pun tidak lupa untuk mengisi kartu imigrasi kedatangan, karena semua yang akan memasuki suatu negara memang diharuskan mengisinya. Ketika melihat keluar, suasana masih terlihat remang-remang, kabut bergelantungan di mana-mana dan kaca pesawat terlihat berembun, itu artinya udara di luar memang dingin sekali. Perlahan-lahan pesawat mulai terbang sangat rendah, dan akhirnya menyentuh landasan dengan mulusnya. Setelah pesawat berhenti dengan sempurna, satu demi satu penumpang pun mulai beratur untuk menuruni pesawat..
Pagi ini Bandara Schipool, Amsterdam terlihat sangat ramai, karena memang banyak sekali pesawat yang memasuki bandara ini di waktu pagi. Jam di bandara menunjukkan pukul 5:45 pagi waktu Belanda, saya pun bergegas menuju imigrasi untuk mengurus semuanya agar saya bisa langsung menuju ke gate dimana pesawat yang akan membawa saya ke Kerkrade menunggu. Dalam hati, saya lebih baik saya menunggu agak lama di gate dari pada saya nanti terlambat. Saat saya sampai di imigrasi, antrian penumpang yang juga akan melewati imigrasi terlihat sangat panjang dan saya pun mulai beratur dengan sabarnya. Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya sampai juga saya di hadapan petugas imigrasinya, saya sempat terkejut karena petugas imigrasi ini tampak familiar di ingatan saya, ya wajahnya mirip dengan pemain sepakbola Inggris yaitu Tony Adams..
Saya pun menyerahkan pasport dan kartu imigrasi saya, sesaat kemudian setelah menyocokkan foto di pasport dengan muka saya, diapun bertanya, untuk tujuan apa saya datang ke Belanda dan berapa lama saya akan tinggal di sini, saya menjawab bahwa saya mendapat undangan untuk berlatih bersama Roda JC Kerkrade dan saya akan tinggal kurang lebih 2 minggu di Kerkrade. Dia menanyakan apakah ada surat undangannya dan dia juga meminta tiket saya, saya pun memberikan keduanya yang memang sudah saya siapkan sebelumnya, kemudian dia menanyakan berapa uang yang saya punya, seketika saya bingung dan bertanya “Maksud Anda apa..? dia pun menjawab “Saya butuh melihat berapa uang yang Anda punya, tolong keluarkan..! saya pun mengeluarkan uang yang sempat diberikan Mas Mirwan kepada saya sebelum berangkat jumlahnya 300 Dollar. Kemudian petugas tadi menelepon seseorang dan berbicara dengan Bahasa Belanda yang saya tidak tahu apa artinya, “ok silahkan Anda menunggu di sebelah, sebentar lagi akan ada petugas yang menangani Anda” katanya sambil memanggil antrian di belakang saya untuk menyerahkan pasportnya. Seketika rasa khawatir muncul dalam hati saya, apa yg salah..? trus apakah di Belanda juga ada suap menyuap seperti di Indonesia dan apakah uang 300 Dollar saya tadi tidak cukup, belum selesai rasa penasaran saya tiba-tiba seorang petugas lain menghampiri saya, petugas ini berbadan tinggi besar menggunakan pakaian polisi “Kamu,tolong ikut saya” katanya sambil mengambil semua dokumen saya beserta uang 300 Dollar dari meja petugas yang pertama..
Rasa khawatir yang tadi saya rasakan sekarang berubah menjadi rasa takut. Petugas tadi membawa saya ke sebuah kantor yang keliatannya seperti kantor polisi, kemudian petugas tadi berkata “Silahkan tunggu di sini” sambil menunjuk ke barisan kursi yang tersedia di sana dan dia pun pergi masuk ke sebuah ruangan. Di deretan kursi tersebut duduk beberapa orang yang keliatannya juga tersangkut masalah, malah salah satunya ada yang bertato dan terlihat menggunakan borgol di kedua tangannya. Sejuta pertanyaan berkecamuk dalam benak saya, apa salah saya..?, apakah ada yang tidak beres dengan dokumen saya..? apakah karena saya orang Indonesia yang notabene bekas jajahan Belanda..? Setelah lumayan lama duduk termenung akhirnya petugas berbadan tinggi besar tadi muncul dari balik pintu dan berkata “Kamu bisa ikut saya..” saya pun mengikuti petugas tadi memasuki sebuah ruangan yang tampaknya seperti ruang introgasi, “Silahkan tunggu di sini..” kata dia sambil meninggalkan saya. Dan degup jantung saya pun semakin kencang..
Sesaat kemudian seorang petugas lain datang, orang ini terlihat lebih ramah dan keliatannya pangkatnya lebih tinggi dari 2 petugas yang sebelumnya, lucunya muka petugas ini mirip dengan Steve Mcmanaman pemain Tim Nasional Inggris. Dalam kegusaran, saya sempat berpikir mengapa saya berurusan dengan para pemain Inggris sedangkan sekarang saya sedang berada di Belanda, semoga setelah ini saya bertemu dengan petugas yg mirip dengan Paul Gascoigne, canda saya dalam hati he he he.. Dan di antara kami terjadilah tanya jawab dalam Bahasa Inggris yang kurang lebihnya begini:
*Petugas : Hallo selamat pagi Mr. Peng-peng.. (katanya sambil melihat dokumen saya)
*Bepe : Pagi Meneer.. Apakah ada yg salah..?
*Petugas : Oh Tidak, tidak ada yang salah dengan Anda Mr. Peng-peng, hanya ada sesuatu yang harus Anda jelaskan..
*Bepe : Ok apa yang harus saya jelaskan Meneer..
*Petugas : Dalam Visa Anda tertulis, Anda mendapat ijin tinggal selama 1 bulan dan tiket pesawat Anda open untuk 3 bulan, itu artinya anda bisa tinggal di sini selama 1 bulan..
*Bepe : So, di mana letak permasalahannya meneer..?
*Petugas : Yes, di situlah letak permasalahannya Mr. Peng-peng. Anda hanya mempunyai uang sebanyak 300 Dollar, sedangkan untuk tinggal di Belanda biaya minimal untuk hidup selama 1 hari adalah 15 dolar, untuk hidup selama 1 bulan jelas uang itu tidak cukup. Kecuali ada yang mensponsori Anda di sini..
*Bepe : Maaf meneer. Pertama, iya memang ada yang mensponsori saya yaitu Roda JC Kerkrade, saya juga akan di jemput seseorang bernama Frans Van Balkom di Kerkrade. Dan yang kedua, saya hanya berniat tinggal di sini selama 2 minggu bukan 1 bulan Meneer..
*Petugas : Ok saya tahu, banyak kasus serupa yang terjadi dulu-dulunya. Akan tetapi karena mereka kehabisan uang akhirnya mereka berakhir di jalanan menjadi gelandangan di Belanda, dan itu akan menjadi masalah besar buat pemerintah kami..
*Bepe : Ok jika Anda tidak percaya Anda bisa menelepon Roda JC..
*Petugas : Kami sudah melakukannya, dan sekarang masih sangat pagi kelihatannya, kantor mereka belum buka, apakah Anda mempunyai no. telepon van Balkom..?
*Bepe : Wah saya tidak punya, dia akan menjemput saya di Kerkrade. Jadi sekarang apa yang harus saya lakukan..?
*Petugas : Ada 2 kemungkinan. Pertama, Anda harus menunggu di sini sampai kami berhasil menelepon kantor Roda JC, jika mereka betul mengenal Anda baru kami akan mengijinkan Anda terbang ke Kerkrade. Kedua, jika sampai siang tidak ada kabar atau ketika kami telepon Roda mereka tidak mengenal Anda, maka dengan sangat terpaksa kami harus menerbangkan Anda kembali ke Jakarta.
Waduuh.. jantung sayapun berdegup dengan cepatnya mendengar perjelasan si Steve Mcmanaman tersebut..
TO BE CONTINUE..