Hari ini tanggal 19 November 2016 tim nasional Indonesia akan mengawali kiprah di babak penyisihan group A, Piala AFF 2016 melawan Thailand. Setelah sekian lama terkucil dari sepakbola internasional karena sanksi FIFA, akhirnya Indonesia kembali dapat berpartisipasi di ajang internasional.

Euforia masyarakat pun kembali membuncah. Semangat, kegembiraan dan optimisme menjalar di sekujur tubuh masyarakat pecinta sepakbola Indonesia. Keyakinan dan ekspektasi akan prestasi pun membumbung tinggi.

Apakah hal tersebut wajar? apakah hal tersebut tidak berlebihan? dan tidak kah hal tersebut malah akan menjadi beban?

Dalam tulisan ini saya ingin mengupas secara fair mengenai kekuatan empat tim di group A, serta peluang tim nasional Indonesia di ajang Piala AFF 2016 kali ini.

Awal sekali, saya ingin menegaskan jika saya bukan tidak optimis dengan peluang tim nasional Indonesia. Saya juga tidak sedang meragukan kemampuan dari para pemain yang saat ini terpilih membela panji Merah-Putih. Namun menurut hemat saya, kondisi saat ini kok rasanya tidak dapat dikatakan ideal bagi Pasukan Garuda.

Sekali lagi saya bukan tidak optimis, namun saya hanya memberi gambaran secara jujur, jika dalam proses pembentukan dan persiapan tim nasional menuju ajang dua tahuan di Asia Tenggara ini,  menurut saya tidak dapat dikatakan maksimal.

Ambil contoh (penyakit laten) persiapan tim yang tergolong singkat, hanya kurang lebih 2 bulan. Keputusan (aneh) hanya memperbolehkan 2 pemain dari setiap klub, yang dengan sendirinya membatasi keleluasaan Alfred dalam menyusun kerangka ideal tim nasional. Serta ujicoba yang tergolong minim, hanya empat kali yaitu melawan Malaysia di Solo, Vietnam di Jogja, Myanmar di Yangon, dan terakhir Vietnam di Hanoi.

Keputusan untuk membatasi jumlah pemain yang boleh dipanggil ke tim nasional, menurut saya adalah keputusan paling aneh dan menggelikan. Bukankah salah satu tujuan dan permohonan agar sanksi baik dari pemerintah maupun FIFA dicabut, adalah agar tim nasional dapat kembali berlaga di kancah internasional, sebagai kelanjutan dari proses pembinaan sepak bola.

Oleh karena itu menjadi janggal dan tidak masuk akal, ketika pada akhirnya tim nasional dapat kembali berlaga dan mengejar prestasi di kancah internasional, kok pelatih tim nasional tidak mendapatkan keleluasaan dalam memanggil pemain-pemain terbaik yang dibutuhkan. Hal tersebut sudah barang tentu mempersulit kinerja Alfred Riedl dalam meramu tim.

Fakta diatas adalah gambaran mengapa saya menyebut persiapan tim nasional Indonesia tidak dapat dikatakan ideal. Bandingkan dengan Thailand, Singapura dan Philipina lawan kita di babak penyisihan.

Thailand: Seperti kita ketahui bersama, Thailand saat ini tengah bertanding di babak utama penyisihan Piala Dunia 2018 zona Asia. Dimana hasil terakhir mereka adalah draw 2:2 melawan Australia di Bangkok.

Artinya jika tampil dengan tim utama, Thailand dalam kondisi yang teramat sangat siap dalam menghadapi AFF Cup kali ini. Tampil di babak utama penyisihan Piala Dunia zona Asia, membuktikan kualitas Thailand sebagai sebuah tim. Lagipula mereka datang dengan status juara bertahan.

Singapura: Tidak dapat dimungkiri, Singapura menjadi kekuatan utama sepak bola Asia Tenggara dalam satu dekade terakhir. 3 gelar dalam kurun waktu 12 tahun terakhir menjadi bukti, bahwa negara berpenduduk 6 juta jiwa ini, mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Singapura adalah pengoleksi gelar Piala AFF (dahulu Tiger Cup) terbanyak yaitu 4 kali, tahun 1998, 2004, 2007 dan 2012. Singapura adalah contoh berhasilnya pembinaan sepakbola berbasis pola pikir dan etos kerja modern.

Filipina: Berdasarkan rangking FIFA yang terakhir dirilis tanggal 12 November yang lalu, Filipina adalah negara Asia Tenggara dengan peringkat FIFA tertinggi 124. Diluar Australia peringkat 40 yang memang tidak berpartisipasi di ajang Piala AFF.

Artinnya, Filipina yang pada Piala Tiger Cup 2002 hancur lebur di tangan Indonesia dengan skor 13-1 pun saat ini tidak dapat dipandang sebelah mata lagi. Bahkan di pertemuan terakhir di AFF Cup 2014, kita kalah 0:4. Apalagi saat ini The Azkals julukan tim nasional Filipina, akan tampil di hadapan pendukung mereka.

Satu keunggulan lain adalah ketiga pesaing kita tersebut, mereka mendapatkan keuntungan karena tampil di penyisihan piala dunia, artinya mereka memilik masa persiapan dan ujicoba yang lebih lama dan lebih baik. Ajang dimana kita hanya menjadi penonton akibat adanya sanksi FIFA.

Penjabaran diatas membuat anak-anak Merah-Putih dalam posisi yang tidak dapat dikatakan mudah. Ketiga lawan kita adalah tim-tim yang dari segala aspek dalam kondisi yang siap tempur. Oleh karena itu setiap partai di penyisihan group akan menjadi pertempuran yang jauh dari kata ringan bagi Boaz Salossa dan kawan-kawan.

Tampil bagus saja rasanya tidak cukup bagi pasukan Garuda untuk lolos ke babak semifinal. Anak asuh Alfred Riedl harus tampil ekstra luar biasa untuk dapat melewati hadangan Thailand, Singapura, dan Filipina di babak penyisihan.

"Football is an unpredictable thing. Some results will make you shock, but that’s the thing that makes it passionate, the mystery in it”.

Namun disinilah menariknya sepak bola, dimana dalam pertandingan sepakbola segala sesuatunya dapat terjadi di atas lapangan. Hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya dapat saja terjadi, dan memutarbalikkan keadaan, serta prediksi banyak orang.

Saat ini tim nasional Indonesia tidak hanya harus tampil dengan penuh semangat, keyakinan, serta percaya diri tinggi, namun juga dibutuhkan naungan dewi fortuna untuk dapat melewati terjalnya jalan menuju babak berikutnya. Dan dengan dukungan segenap masyarakat Indonesia, hal tersebut bukan tidak mungkin dapat terwujud.

Kisah-kisah keberhasilan seperti apa yang dilakukan Denmark di Piala Eropa 1992, Yunani di Piala Eropa 2004, Irak di Piala Asia 2007, atau Portugal di Prancil Juli lalu. Hendaknya dapat menjadi inspirasi bagi pasukan Merah-Putih, bahwa tidak ada yang tidak mungkin dalam sepak bola.

Apa yang saya, anda dan kita semua rakyat Indonesia dapat lakukan adalah memberikan dukungan secara maksimal. Baik secara moral berupa aliran semangat, serta spiritual dalam bentuk doa. Agar perjuangan tim nasional Indonesia di AFF 2016 ini dapat diperingan, dipermudah, serta diberikan kelapangan jalan oleh yang Maha Kuasa.

Akhir sekali, apapun hasil dari perjuangan tim nasional di Piala AFF 2016 ini, seharusnya mereka tetaplah menjadi pahlawan saya, pahlawan anda, serta pahlawan kita semua masyarakat Indonesia.

Karena saat ini mereka tengah berjuang membela harkat dan martabat bangsa dan negara. Iya harkat dan martabat saya, anda, serta seluruh masyarakat Indonesia.

Terbang Tinggi Garudaku..!!!

Selesai.....