"Jika saya katakan saya baik-baik saja, maka sejujurnya saya tengah berbohong. Akan tetapi jika saya katakan bahwa saya sangat terpukul dengan kenyataan ini, tidak juga demikian adanya."
SEPERTI kita telah ketahui bersama, kebersamaan saya dengan Persija Jakarta telah berakhir beberapa hari yang lalu. Hal tersebut seiring dengan tidak dicantumkannya nama saya dalam squad resmi Persija Jakarta yang didaftarkan kepada PT Liga Indonesia, untuk mengarungi kompetisi Liga Super Indonesia musim 2013. Itu artinya dengan berat hati saya harus meninggalkan Persija Jakarta, sebuah tim yang telah saya bela selama 12 musim.
Jika saya katakan saya baik-baik saja, maka sejujurnya saya tengah berbohong. Akan tetapi jika saya katakan bahwa saya sangat terpukul dengan kenyataan ini, tidak juga demikian adanya. Mengapa? Karena sejujurnya saya telah mengetahui dan mengantisipasi hal tersebut sejak jauh-jauh hari.
Beberapa kejadian yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir, serta komunikasi-komunikasi saya dengan pihak-pihak tertentu, pada akhirnya membuat saya mulai memahami jika masa depan saya memang tidak lagi di tim ini. Hal tersebut terkait dengan keputusan-keputusan yang saya ambil, di tengah konflik sepakbola Indonesia yang tidak ada ujung pangkalnya ini.
Sebagai sebuah pribadi saya hanya ingin menjadi diri sendiri, mengatakan benar jika memang itu benar, dan mengatakan salah jika pada kenyataannya salah. Berusaha memperjuangkan hak dan menjalankan kewajiban saya, sebagai warga negara yang berprofesi sebagai pemain sepakbola profesional. Jika pada akhirnya saya harus menepi karena memperjuangkan hal-hal yang menjadi keyakinan saya, maka dengan lapang dada saya akan menerima itu semua.
Saya memang sedih karena pada akhirnya harus meninggalkan Persija Jakarta, sebuah tim yang sangat saya cintai dan banggakan. Akan tetapi saya jauh lebih sedih, ketika harus melihat sebuah kenyataan, bahwa "Tim yang sangat saya cintai dan banggakan ini tidak lagi independen dalam mengambil kebijakan-kebijakannya."
Namun lebih dari pada itu, mengapa kita tidak mencoba untuk melihat permasalahan ini secara positif. Mengingat keberadaan saya di dalam tim dapat berpotensi besar memberikan efek negatif bagi perjalanan tim ini, maka akan lebih baik dan bijaksana jika untuk sementara waktu saya berada di luar tim. Karena dengan begitu, maka Persija Jakarta akan merasa lebih nyaman dalam mengarungi ketatnya kompetisi Liga Super Indonesia musim ini.
Yakinlah bahwa ini semua demi kebaikan Persija Jakarta yang kita sama-sama cintai dan banggakan, bukan untuk hal yang lain. Seperti yang sering saya sampaikan kepada rekan-rekan semua bahwa pemain, pelatih, dan menejemen bisa datang dan pergi kapan saja. Akan tetapi Persija Jakarta harus dan akan terus ada sampai kapanpun. Oleh sebab itu jangan pernah kehilangan prioritas dalam menyikapi hal-hal seperti ini.
"Menjadi sukses adalah satu hal, sedang tetap menjadi diri sendiri di saat kita berada di atas adalah hal yang lain. Karena orang-orang hebat bukanlah mereka yang mampu mengendalikan orang lain, akan tetapi mereka yang mampu mengendalikan diri sendiri."
Sekali lagi saya tidak ingin mendramatisir apa yang terjadi saat ini, karena sejujurnya akan selalu ada kemungkinan bagi saya untuk kembali ke klub ini. Mungkin masih sebagai pemain, atau bisa jadi menjalani peran yang lain. Entah kapan, waktu yang akan menjawab semua itu.
Lagipula saya tidak pernah meninggalkan Persija Jakarta, saya hanya berhenti sejenak untuk sekedar menghela napas dan mencari udara segar. Kapanpun Persija Jakarta membutuhkan tenaga saya, mereka tahu kemana harus menghubungi saya. Saya akan selalu siap untuk kembali berjuang bersama mereka, karena bagi saya Persija Jakarta adalah keluarga.
Akhir sekali, sepakbola adalah olahraga tim bukan individu. Oleh karena itu tidak sepatutnya fanatisme terhadap satu individu, mengalahkan fanatisme kita kepada sebuah klub. Tim Persija Jakarta sendiri telah terbentuk secara utuh. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, tim ini sudah siap untuk mengarungi kerasnya persaingan kompetisi musim ini.
Tugas kita sebagai suporter adalah memberikan dukungan terbaik yang kita mampu, agar tim ini dapat membawa pulang kembali, supremasi tertinggi sepakbola tanah air ke ibukota tercinta kita, Jakarta. Beban itu ada di pundak mereka, penggawa-penggawa Persija Jakarta. Dukungan kita tidak hanya akan meringankan beban mereka, akan tetapi juga akan memberi tim ini tambahan tenaga, keyakinan, serta rasa percaya diri. Sehingga akan membuat macan-macan kita semakin termotivasi dalam berjuang mengibarkan panji-panji "Macan Kemayoran".
Kita tidak pernah dewasa jika tidak pernah mengalami benturan. Saat ini keluarga besar Persija Jakarta tengah mengalami sebuah benturan yang sangat hebat. Semoga kita semua dapat mengambil pelajaran dari segala permasalahan ini. Sehingga ke depan, kita semua mampu menjadi pribadi-pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana, dalam bersikap serta mengambil keputusan.
Persija Jakarta adalah tim besar dan akan tetap menjadi tim besar dengan siapapun pemainnya.
Satu Jakarta Satu....