Keesokan harinya saya bangun agak siang, karena memang semalam saya hampir tidak bisa tidur. Sekitar pukul 1 siang saya dan Dewi berencana untuk makan siang di sebuah pusat perbelanjaan di dekat rumah kami, Shah Alam. Saat kami sampai di tempat parkir dan berjalan menuju pintu masuk, terlihat sekelompok orang yang tengah bercerita dengan semangatnya, ketika mengetahui kedatangan kami, mereka pun sontak berteriak “Hallo Mas…!!!” sambil berlari menghampiri kami. Ternyata mereka adalah para TKI yang kebetulan bekerja di tempat perbelanjaan tersebut..


Meraka meminta photo dan tanda-tangan saya dengan semangatnya, sambil beratur menunggu tanda-tangan saya, mereka berkata “Matur suwun mas, tenang wae mas awake dewe kabeh no mburimu, ora usah wedhi”.. yang artinya “Terima kasih Mas, tenang saja mas, kami semua di belakangmu, jangan takut”.. saya hanya menjawab iya-iya.. tanpa mengetahui apa arti kata “Jangan Takut, kami ada semua ada di belakangmu”.. Karena saya pikir apa yang harus saya takutkan..??


Setelah makan siang, saya menyempatkan diri singgah di toko majalah untuk membeli beberapa majalah dan koran, tujuan saya adalah untuk menyimpan berita-berita tentang pertandingan semalam guna disimpan untuk menjadi kenangan. Saat saya membaca majalah dan koran tersebut satu per satu, saya mulai mengerti apa arti kata “Jangan Takut Mas” yang diucapkan orang-orang tadi.. disalah satu media Malaysia memuat gambar saya yang sedang membentangkan berdera merah-putih, dan tulisan di bawahnya secara tersirat menyebutkan “Tidakkah ini terlalu berlebihan”..


Mereka menganggap saya terlalu berlebihan semalam, karena merayakan kemenangan Selangor dengan membentangkan bendera merah-putih, mereka menganggap hal itu kurang pas dan kurang menghormati negara Malaysia dsb. Seketika saya tertegun dan mengajak Dewi pulang, saya kembali berpikir, Apakah tindakan saya tadi malam salah..??? Apakah merayakan kemenangan dengan membawa bendera negara lain itu tabu di negara ini..?? Apakah benar saya telah menyakiti perasaan masyarakat negara ini, tempat di mana saya mencari nafkah..?? Jika itu semua benar, tentu saya akan menjadi orang yang terpidana secara psikologis saat ini.. Akan tetapi perasaan saya mengatakan ada sesuatu yang janggal tengah terjadi..


Mengapa isu ini baru terdengar sekarang, padahal saat kami menjuarai Liga dan Piala FA saya melakukan hal yang sama. Saya, Ellie dan Brian Fuentes sama-sama membawa bendera negara kami saat selebrasi. Saya dan Ellie dengan bendera merah-putih dan Brian Fuentes dengan bendera Argentinanya. Jika memang itu melanggar etika masyarakat negara ini, mengapa tidak sejak saat itu isu ini menyeruak. Di negara kami Indonesia, suatu hal yang wajar ketika seseorang pemain asing menjuarai liga dan membawa bendera negara mereka, karena itu merupakan suatu kebanggan dan identitas. Di kancah kompetisi yang lebih tinggi Liga Champions Eropa, kita melihat saat itu Xabi Alonso membawa bendera Spanyol saat juara bersama Liverpool.. So Apakah Ada Yang Salah…???


Saya pun bergegas menghubungi manager saya, Dato Satim Diman guna menanyakan hal-hal tersebut. Apakah saya kelewat batas semalam..?? Dato Satim menjawab dengan ringan “Alah Bambang, tak payah pikir sangat pasal hal itu, itu hanya perbuatan para penyokong tim lain yang rase iri dengan kejayaan awak dan Selangor meraih 3 piala musim ini, apelagi awak dan Ellie bergelar pemain terbaik FA Cup dan Malaysia Cup. Saye akan bantu menjelaskan kat akbar nanti”.. yang kurang lebih berarti “Alah Bambang, jangan terlalu dipikirkan masalah itu, itu hanya perbuatan para pendukung tim lain yang iri melihat kesuksesan kalian dan Selangor meraih 3 piala, apalagi kalian mendapat gelar pemain terbaik FA Cup dan Malaysia Cup, nanti saya akan bantu menjelaskan ke masyarakat”.. Mendengar jawaban itu jelas membuat saya lebih tenang..


Saya ingin membuat pertanyaan kepada Anda, jika seseorang memberikan bendera kebangsaan Anda kepada Anda, apa yang akan Anda lakukan…?? apakah Anda akan mencampakkan bendera tersebut…??? apakah Anda akan melemparnya lagi..??? atau Anda akan menerimanya dan membentangkan bendera tersebut dengan perasaan bangga..??? Apalagi Anda tengah berada di tempat di mana semua orang tengah merayakan sebuah keberhasilan, dan saya melakukan itu karena saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara setanah air saya yang sudah mendukung perjuangan saya dan tim Selangor pada partai final itu..  Apakah ini semua karena kami orang Indonesia..?? yang selama ini dikenal di Malaysia hanya sebagai para pekerja kasar, kuli, baby sitter atau pembantu..?? Sehingga sebagian masyarakat Malaysia merasa kurang bisa menerima ketika ada orang Indonesia yang berhasil dan dihargai di sini.. ehm.. saya mulai mengerti sekarang, ternyata memang benar “Lain Ladang Lain Belalang”.. ini adalah pelajaran hidup yang sangat berharga bagi saya..


Satu hal yang membuat saya lega adalah, ternyata hanya sebagian kecil masyarakat Malaysia yang terpengaruh dengan isu tersebut. Sebagian besar masih sangat menghargai tindakan saya dan bahkan memuji apa yang malam itu saya lakukan. Dalam sebuah media beberapa hari setelah itu, terdapat berita dengan gambar saya yang sama, tengah membentangkan berdera merah-putih dan di bawahnya tertulis “Seharusnya Anak Negeri pun Mampu seperti Dia”.. dalam artikel tersebut berisi tentang seharusnya kejadian ini menjadi motivasi bagi para pemain negeri Malaysia untuk mampu berprestasi di negeri orang dan sehingga dapat memberikan kebanggaan kepada negaranya.. Ehmm.. “Sangat Melegakan”.. Bendera itu sendiri masih tersimpan rapi dalam lemari trophy saya dan akan tetap berada di sana..


IN-DO-NE-SIA…  IN-DO-NE-SIA…  IN-DO-NE-SIA…  IN-DO-NE-SIA…


THE END…