Teras Belakang Rumah - 10 januari 2011..


Masing-masing individu pasti mempunyai prinsip-prinsip yg dianut dalam menjalani sebuah kehidupan. Sebuah prinsip, yg tentunya terbentuk melalui kenyamanan dari setiap pribadi yg menjalankannya. Terkadang hal tersebut nampak tidak lumrah bagi khalayak ramai. Akan tetapi sudah barang tentu, jika orang-orang tersebut memiliki argumentasi yg menurut mereka benar, sehingga memilih untuk menerapkannya dalam setiap sisi dalam kehidupan mereka masing-masing...  


Begitu juga dengan diri saya. Dimata banyak orang, mungkin saya adalah sebuah pribadi yg terkesan aneh, menjengkelkan, memuakkan dan menentang arus. Sebagian orang bahkan menilai saya dengan sebuah kata yg sedikit keras atau bahkan kasar, yaitu "AROGAN". Dan apakah saya peduli dengan itu semua..?? ehmmm sejujurnya, sama sekali "TIDAK".. 


"Setiap orang berhak untuk menilai diri saya, apapun itu. Akan tetapi maaf, mereka tidak berhak untuk mengatur jalan hidup saya". Dan ketika ada orang-orang yg mencoba untuk mengatur diri saya, dengan mempengaruhi saya agar melakukan hal-hal sesuai keinginan mereka, maka saya akan mengangkat jari tengah saya tinggi-tinggi ke udara dan berteriak "F**K YOU"..


Dalam tulisan "Saatnya Mengundurkan Diri : 2008", saya pernah berujar:


"Bambang Pamungkas adalah Bambang Pamungkas. Sebuah pribadi, yang mungkin hanya akan di mengerti oleh Bambang pamungkas dan dirinya sendiri"


Tidak dapat dipungkiri jika ajang Piala AFF yg baru saja berakhir, memberikan efek yg luar biasa bagi setiap personel timnas yg terlibat di dalamnya. Salah satunya mungkin diri saya sendiri. Setelah gelaran turnamen 2 tahunan tersebut, saya banyak mendapatkan tawaran dari beberapa stasiun televisi dan radio di Jakarta untuk menjadi bintang tamu dalam beberapa acara mereka. Beberapa majalah juga berniat untuk memuat profil diri saya beserta keluarga. Bahkan yg paling aneh, adalah adanya undangan dari beberapa instansi yg menginginkan saya untuk menjadi pembicara (Motivator) dalam beberapa acara gathering bulanan mereka..


Bagi kebanyakan orang, mungkin ini menjadi hal yg bagus dan sangat menarik. Karena hal tersebut adalah sebuah kesempatan bagus untuk mempromosikan diri kita, dan memang seharusnya demikian. Akan tetapi bagi saya pribadi, hal-hal tersebut tidak lebih dari sebuah parit kecil penuh duri, yg mau tidak mau harus saya lompati dengan penuh kehati-hatian..


Seperti yg pernah saya kemukakan dalam artikel (Mati Sebagai Pesepakbola : 2010), "Mengingat segalanya berawal dari sana, dan saya akan tetap berada di jalur tersebut, setidaknya sampai saatnya nanti saya "Mati Sebagai Pesepakbola" (Pensiun)". Artinya, saya adalah seorang pesepakbola dan ingin selalu dikenal sebagai seorang pesepakbola, setidaknya sampai saatnya nanti saya berhenti memainkan olahraga yg sangat saya cintai tersebut..


Mengapa saya katakan hal diatas sebagai "Parit kecil penuh duri". Karena, jika saya tidak berhati-hati dalam menghadapinya, maka hal tersebut dapat membuat saya jatuh dan terjerembab. Dan ketika hal tersebut terjadi, maka akan sangat sulit bagi saya untuk kembali berdiri tegap, tanpa ada luka-luka di sekujur tubuh saya...


Sebagai sebuah pribadi serta seorang atlit profesional, maka saya di tuntut untuk mampu membagi waktu sebaik-baiknya untuk kedua hal yg sama-sama sangat penting dalam kehidupan saya, yaitu karir dan keluarga. Dan percayalah, jika sejujurnya hal tersebut membutuhkan energy yg tidak sedikit. Dapat dibayangkan, jika saya harus membagi lagi dengan kegiatan-kegiatan di luar dua hal yg tersebut di atas. Maka saya takut, jika kegiatan-kegiatan tersebut akan menggangu waktu dan konsentrasi saya kepada karir dan juga keluarga saya..


Sejujurnya saya memang tidak anti terhadap kegiatan-kegiatan di luar sepakbola tersebut. Akan tetapi sebagai pribadi, saya hanya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk memilah-milah mana yg sekiranya sesuai dan mana yg tidak. Serta mana yg sekiranya pantas saya lakukan dan mana yg kurang pantas untuk saya lakukan..  


Walaupun sejujurnya, tidak dapat dipungkiri jika sebuah popularitas memang penting dalam sebuah kehidupan. Akan tetapi pada kenyataannya, popularitas tidak selamanya berefek baik bagi diri kita dan orang-orang di sekitar kita...


"Tidak ada hal yg lebih sulit dari menjaga keseimbangan antara popularitas, profesionalisme dan kenyamanan hidup" 


Ketika kita berbicara mengenai sebuah kesuksesan, maka mau tidak mau kita juga harus membawa serta sebuah popularitas. Karena ketika seseorang mencapai sebuah kesuksesan, maka dengan sendirinya popularitas akan berjalan tepat di belakang orang tersebut...


Secara tersirat, popularitas akan membuat hidup kita menjadi jauh lebih mudah. Popularitas akan membuat kita dapat membuka link-link baru dalam setiap sendi kehidupan sosial kita. Beberapa teman baru dari berbagai macam kalangan, beberapa kesempatan baru dari berbagai macam bidang, serta beberapa tantangan baru dari hal-hal yg mungkin tidak pernah kita bayangkan sebelumnya. Akan tetapi hal tersebut, dengan sendirinya juga akan diikuti oleh beberapa ancaman baru dari berbagai penjuru, yg juga tidak pernah terlintas dalam benak kita...


Mengembangkan potensi diri dalam beberapa hal yg baru, tentu bukan menjadi sebuah hal yg tabu atau haram, malah menurut saya hal tersebut sangat pentas untuk dicoba. Akan tetapi sebagai manusia tentu kita memiliki sebuah hati, yg berfungsi sebagai alat kontrol diri dalam mengukur hal-hal yg berkenaan dengan nilai-nilai sebuah kepantasan. Sehingga kita mampu untuk memilah-milah, hal apa saja yg sekiranya sesuai dengan kemampuan serta karakter yg ada pada diri kita sebagai manusia...


Dengan mencoba hal-hal yg baru tersebut, maka dengan sendirinya kita akan di hadapkan pada sebuah prinsip yg sangat penting serta mendasar. Yaitu profesionalisme dalam menjalani sebuah profesi, yg telah membawa kita hingga mampu berdiri di titik dimana kita berdiri saat ini. Karena menurut pandangan saya pribadi, banyak orang yg lupa terhadap pekerjaan utama mereka, ketika orang-orang tersebut terbuai dengan kenikmatan dalam menjalani sebuah profesi baru, efek dari sebuah popularitas. Padahal sejatinya, hal-hal tersebut dapat mereka raih karena keberhasilan mereka dalam menjalani profesi awal mereka tadi. Dan sudah barang tentu, hal tersebut patut untuk disayangkan..


Tanpa kita sadari, profesionalisme kita dalam menjalankan karir yg di iringi oleh sebuah popularitas, mau tidak mau dengan sendirinya akan mengurangi kenyamanan kita dalam menjalani sebuah kehidupan. Hal tersebut adalah sebuah mata rantai, yg menurut saya tidak akan pernah dapat di pisahkan. Sebuah konsekuensi yg harus di tempuh sebagai sebuah pribadi, yg tidak hanya menjadi milik diri sendiri dan keluarga, akan tetapi juga menjadi milik dari masyarakat banyak dengan segala suka maupun dukanya..


Kesuksesan dan popularitas tidak selamanya berefek baik bagi kehidupan kita. Akan tetapi sekali lagi, kita mempunyai sebuah hati yg dapat digunakan untuk mengontrol itu semua. Sehingga mampu seiring dan sejalan serta selaras dengan hakekat kita dalam menjalani sebuah kehidupan...


Kita harus sadar, bahwa kebahagiaan yg sesungguhnya adalah kebahagiaan yg berada di sekitar diri kita, yaitu keluarga. Orang-orang yg kita cintai dan mencintai kita dengan setulus hati. Karena seiring berjalannya waktu, karir kita pada masanya nanti pasti akan surut. Lambat laun kita juga harus menerima kenyataan, jika sebuah popularitas pada saatnya nanti juga akan memudar. Akan tetapi, teori-teori tersebut tidak akan pernah berlaku pada kasih sayang orang-orang di sekitar kita (Keluarga). Karena mereka, akan menerima diri kita secara utuh dalam apapun keadaannya...


Tribuana Tungga Dewi, Salsa Alicia, Jane Abel dan Syaura Abana akan selalu dapat menerima saya seutuhnya, dalam apapun keadaan saya. Begitu juga sebaliknya, saya akan mencintai mereka seutuhnya dalam apapun keadaan saya. Oleh karena itu, saya akan selalu memposisikan keluarga diatas karir dan segala kegiatan yg berawal dari popularitas saya dalam menjalankan profesi sebagai pesepakbola... 


"Kita tidak akan pernah mampu membahagiakan semua orang. Akan tetapi setidaknya, kita dapat memilih orang-orang mana yg pantas untuk diberi kebahagiaan"


Selesai...